Senin, 06 Agustus 2012

SAP EPILEPSI

LP



O
 
Diagram analisis SWOT (MAN)
 






Hasil pengkajian data Man (M1) pada diagram analisis berada pada posisi diversifikasi.

Diagram analisis Material
 










Hasil pengkajian data Material pada diagram analisis berada pada posisi aggressive.

Diagram analisis MAKP
 










Hasil pengkajian data MAKP pada diagram analisis berada pada posisi diversifikasi.






Diagram analisis Sentralisasi Obat
 










Hasil pengkajian data Sentralisasi Obat pada diagram analisis berada pada posisi agressive.
O
 
Diagram analisis Supervisi
T
 
 









Hasil pengkajian data Supervisi pada diagram analisis berada pada posisi turn around.
Diagram analisis Timbang Terima
 









Hasil pengkajian data timbang terima pada diagram analisis berada pada posisi aggressive.






Diagram analisis Discharge Planning
 










Hasil pengkajian data Discharge Palnning  pada diagram analisis berada pada posisi defensive.
Diagram analisis Ronde Keperawatan
 







Hasil pengkajian data Ronde keperawatan pada diagram analisis berada pada posisi turn around.

Diagram analisis Dokumentasi Keperawatan
 










Hasil pengkajian data Dokeumentasi keperawatan pada diagram analisis berada pada posisi defensive.






DIAGRAM LAYANG
ANALISIS SWOT PENGKAJIAN TANGGAL 30 APRIL-1 MEI 2007
DI RUANG BEDAH X RSU Y
 






TT
 



RK
 












DK
 
h
SDM
 
                                                          
DP
 
MAKP
 
                                                                                                
 


T
 
Keterangan :
(TT)                      =    Timbang Terima
(SP)           =    Sarana dan Prasarana
(MAKP)    =    Model Asuhan Keperawatan Profesional
(SV)          =    Supervisi Keperawatan
(SO)          =    Sentralisasi Obat
(RK)          =    Ronde Keperawatan
(DK)          =    Dokumentasi Keperawatan
(SP)           =    Sarana dan Prasarana
(DP)          =    Discharge Planning
2.3  Identifikasi Masalah
Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekatan SWOT maka kelompok dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Discharge planning belum dilaksanakan sesuai dengan standar yang baku baik mekanisme, dokumentasi, dan isi.
2.      Sistem pendokumentasian sudah dilakukan memakai model SOR tetapi belum optimal karena masih adanya duplikasi dalam penulisan, kesannya hanya menjawab advis dokter dan hanya merupakan kegiatan rutinitas saja.
3.      Supervisi sudah berjalan tetapi belum terdokumentasi secara optimal.
4.      Belum terlaksananya MAKP secara optimal
5.      Ronde keperawatan perlu diagendakan secara berkala.
6.      Timbang terima sudah dilakukan tetapi belum optimal, materi timbang terima belum terfokus pada masalah keperawatan.
7.      Sentralisasi obat sudah dilaksanakan dengan baik.
2.4  Prioritas Masalah
Masalah
Skor Analisis Swot
Prioritas
Rencana
Strategi
IFAS
EFAS

Discharge Planning

Dokumentasi keperawatan

Supervisi
Ronde keperawatan
Sumber daya manusia
MAKP
Timbang terima
Sarana dan prasarana
Sentralisasi obat
-0,75
-0,05
-.0,25
-0,2
1,15
0,65
0,55
1,4
0,95
-0,4
-0,25
2,5
1,6
-0,3
-0,4
2
0,6
2,6
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Defensive (W-T)
Defensive (W-T)
Turn Around (W-O)
Turn Around (W-O)
Diversifikasi (S-T)
Diversifikasi (S-T)
Agresif (S-O)
Agresif (S-O)
Agresif (S-O)
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka kelompok memprioritaskan masalah discharge planning, karena berdasarkan hasil evaluasi discharge planning :
1.      Keterbatasan waktu dan tenaga perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan.
2.      Tidak tersedianya leaflet pasien pulang
3.      Pemberian pendidikan kesehatan dilakukan secara lisan hanya pada saat pasien pulang.
4.      Isi yang disampaikan saat pasien pulang hanya terbatas pada tempat dan tanggal kontrol.
5.      Pendokumentasian discharge planning tidak dilaksanakan secara berkesinambungan.

Minggu, 08 Juli 2012

laporan pendahuluan IMA


INFARK MIOKARD AKUT

DEFINISI

Infark miokard adalah kematian/nekrosis jaringan miokard akibat  penurunan    secara tiba-tiba aliran darah arteri koronaria ke jantung atau terjadinya peningkatan kebutuhan oksigen secara tiba-tiba tanpa perfusi arteri koronaria yang cukup.